PENINGKATAN KOMPETENSI PEKERJA WISATA MUTLAK

Peningkatan Kompetensi & Jumlah Pelaksana Peyedia Jasa Wisata Profesional Provinsi, Kabupaten & Kota Perlu Dipacu Secara Berkesinambungan

Aneka ragam kegiatan promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara antar provinsi dan wisatawan asing ke Indonesia, seyogianya didukung oleh semua pihak yang berwewenang dan berkepentingan dalam bidang kepariwisataan, secara terpadu dan berkesinambungan di Negara kita ini.

Apakah cukup promosi saja? Beberapa jawaban pertanyaan ini rupanya sudah lama terlewatkan begitu saja. Pramuwisata atau sering disebut pemandu wisata dan dijuluki “ujung tombak” pelaksana lapangan dan tenaga kerja profesional lainnya di bidang kepariwisataan mutlak tersedia dengan cukup dan merata. Berapa jumlah Pramuwisata dan SDM untuk Industri Pariwisata kita yang memiliki Sertifikat Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ?

Padahal, pada Pasal I UNDANG-UNDANG TENTANG KEPARIWISATAAN Tahun 2009 dijelaskan, Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk mengembangkan profesionalitas kerja.

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.

Pada BAB XII mengenai PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA, STANDARDISASI, SERTIFIKASI, DAN TENAGA KERJA,

You are cordially invited to also click and visit  the following:

(01) – https://lnkd.in/f8GX3he 

=> Tourism Business Tutorial

(02) – https://lnkd.in/fkS9u_Y 

=> Digital Travel Agent Training

Mohon Maaf, 

Sangat disayangkan,  sampai di sini Anda, sebagai Tamu Gratis, baru membaca 01% dari keseluruhan materi yang disajikan.

Silakan klik SITEMAP ini dan / atau OTHER RELATED SITEMAP  yang berisi  kumpulan file materi bimbel / tutorial lengkap yang ada pada masing-masing website. Sitemap diperlukan agar Anda bisa mengetahui isi (contents) semua materi tutorial di sana.

Image result for noersal images

Sorry, as a free guest, you have just read 0.01% of the presented materials herein!

You need a paid subscription, however, to become a Premium Member enabling you to view each detailed  (full text) lesson. 

As a Premium Member, you can login now, otherwise, please register first [premium]

STARTING YOUR PROGRAM

The Global Travel Business Education Centre [GTBEC] have designed < https://lnkd.in/dxSaiVdR >.a new training program specifically for individuals < https://lnkd.in/dmbMuKrb > who are serious about Travel Professionals..

REGISTRATION AND MONTHLY PAYMENT METHODS

All you have to do first is create your premium membership, <https://lnkd.in/dQ3ysi-h> after which you’ll gain immediate access to all our tutor resources

Thence, Kindly Pay the Monthly Membership Fee To: Drs. Noersal Samad, MA (UI) amounting to IDR 75.000 or USD 5.00 for each member, via Bank Mandiri #157-00-0185201-2

Please also use my paypal.me/act100 whenever you make the required monthly payment for USD 5,00 per member accordingly.

Don’t have a PayPal account? https://lnkd.in/d32kARzw Sign up for free https://lnkd.in/djMn8xsu Go to https://lnkd.in/dbxA8eee country.x=ID&locale.x=en_US

Please confirm your payment evidence via
HP / WA: 08118841937 (SMS first)

Whether you use PayPal to buy or sell, <https://lnkd.in/dVf62A5i> we help keep you and your payments safe. With data encryption, real-time transaction monitoring and buyer and seller protection policies, PayPal’s a safe way to pay and get paid. <https://lnkd.in/d8ZE_TfD>

Payment Methods in GTBEC

You can use the various local bank transfer methods listed here.

Kindly Pay To: Drs. Noersal Samad, MA (UI)

(a) For 3 (three) months IDR 300,000 or in USD 27.00

(b) For 6 (six) months IDR 500,000 or in USD 35.00

(c)  For 1 (one) year IDR 800,000 or in USD 57,00

Bank Mandiri #157-00-0185201-2

Please also use my paypal.me/act100 whenever you make the required  payment per member accordingly.

Don’t have a PayPal account? https://lnkd.in/d32kARzw Sign up for free https://lnkd.in/djMn8xsu Go to https://lnkd.in/dbxA8eee country.x=ID&locale.x=en_US

Premium member (One Year) payment confirmation via  HP / WA: 08118841937 (SMS first)

You are cordially invited to also click and visit  the following:

(01) – https://lnkd.in/f8GX3he 

=> Tourism Business Tutorial

(02) – https://lnkd.in/fkS9u_Y 

=> Digital Travel Agent Training

You need a paid subscription, however, to become a Premium Member enabling you to view each detailed  (full text) lesson. 

As a Premium Member, you can login now, otherwise, please register first [premium]

SIGNS TO BE SUCCESFUL PEOPLE

Just click this link =>  https://lnkd.in/dJV9WVda

Succeed by learning https://tinyurl.com/fkdzdnwc how to use your GTBEC program.

OBJECTIVES:
  • Understand how to use your Student Portal.
  • Access the GTBEC Community and use it to find answers.
  • Connect with GTBEC on various social media sites.

Bagian Kesatu, Pelatihan Sumber Daya Manusia, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan pelatihan sumber daya manusia pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pada Bagian Kedua, Standardisasi dan Sertifikasi dijelaskan tenaga kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar kompetensi. Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi.

Produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata memiliki standar usaha. Standar usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi usaha. Sertifikasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

Pengusaha pariwisata dapat mempekerjakan tenaga kerja ahli warga Negara asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tenaga kerja ahli warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari organisasi asosiasi pekerja profesional kepariwisataan.

Merujuk kepada Undang-Undang Kepariwisataan di atas, hampir semua provinsi di Negara tercinta ini perlu memacu peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga pelaksana penyedia jasa pariwisata yang bersertifikat SKKNI, agar para wisatawan yang berkunjung ke sini benar-benar bisa dilayani secara professional.

SUMBER DAYA MANUSIA PARIWISATA YANG BERKUALITAS DAN PROSPEK PARIWISATA TAHUN MENDATANG

Sumber Daya Manusia Pariwisata Berkualitas

Kalau kita berbicara mengenai sumber daya manusia pariwisata berkualitas, mungkin akan muncul dalam hati (pikiran) kita aneka ragam pertanyaan, antara lain :

* Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia pariwisata “berkualitas”?

* Kriteria apa yang harus dipenuhi seseorang agar dia bisa dimasukkan ke dalam kategori sumber daya manusia berkualitas?

* Apakah ijazah tidak bisa dijadikan sebagai alat pembuktian kualitas seseorang? Kalau tidak bisa , mengapa?

* Siapa yang menilai / menentukan dan di mana tempat pembuktian berkualitas tidaknya seseorang? Di sekolahkah? Di tempat dia bekerjakah? Di dalam masyarakatkah?

* Tuntutan apa yang mengharuskan dia berkualitas?

Tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi satu persatu secara langsung, marilah kita simak pendapat Helen Hinkson Green, pakar wisata, tentang persyaratan seorang karyawan idaman berikut :

01) Cukup dewasa / matang (mature) untuk melakukan pertimbangan dan mengambil keputusan . Dewasa berarti mampu mengendalikan diri dengan mengedepankan “logika” ketimbang mendahulukan “perasaan ” (emosi)

02) Tetap (awet) muda dalam pikiran dan jiwa.

03) Mampu menyesuaikan diri dengan semua umur, orang kaya ataupun bukan dan macam-macam pelanggan lainnya.

04) Mempunyai kepribadian yang menarik, sehingga mampu membuat suasana lingkungan yang hangat dan mesra.

05) Cukup terbuka dan mudah bergaul merupakan pembawaan yang wajar (bukan dibuat-buat).

06) Berbudi bahasa yang cukup dan mempunyai perbendaharaan bahasa yang banyak/kaya, pandai memilih/mempergunakan kata-kata yang tepat (diction) dan tidak mempunyai kelemahan-kelemahan tata bahasa yang bisa mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap dirinya.

07) Terdidik (well-educated) dan berpengatahuan luas serta mendalam (terutama yang di butuhkan oleh bidang pekerjaannya ).

08) Berpembawaan yang baik (tidak di pengaruhi oleh keadaan yang bisa menimbulkan frustrasi) dan tidak gampang menyerah apabila menghadapi masalah yang sulit.

09) Mempunyai rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi dan haus ilmu pengetahuan.

10) Teratur, rapi, cermat, dan teliti. Dia selalu melakukan sesuatu secara sempurna (perfectly) dan berusaha melengkapi hal-hal yang diperlukan sampai ke yang sekecil-kecilnya.

11) Cukup banyak mengadakan perjalanan. Dengan pengalaman langsung dia bisa menyakinkan calon langganannya bahwa apa-apa yang disarankannya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman langsung yang dimiliki/dialami sendiri.

12) Mahir dalam hitung-menghitung dan cukup cekatan serta jeli melihat kesalahan perhitungan angka-angka, koma, titik, tanggal, atau tanda- tanda baca lainnya.

13) Cukup terampil / cekatan mempergunakan piranti keras & lunak, internet, mesin tulis, mesin hitung , photo copy, scanner dan peralatan kantor lainnya; cermat, rapi (sempurna) dan tepat pada waktunya merupakan selogan dia menjalankan tugas sehari-harinya.

14) Mempunyai tulisan yang bisa dibaca oleh siapa saja.

15) Pandai berkomunikasi (termasuk membuat / memberi laporan secara lisan dan tulisan) dengan baik dan mudah dimengerti serta tidak berbelit-belit.

16) Mempunyai kebiasaan mencatat hal-hal yang penting (Never rely on his head only).

17) Mementingkan kerja sama (teamwork) yang kompak. Together Everyone Achieves More (TEAM)

18) Cukup toleransi dan selalu bersedia menggantikan tugas teman sekerja ,bila diperlukan atau menunda jam makan, tanpa gusar. Gampang mengulurkan tangan (helpful) guna membantu teman sekerja tanpa mempersoalkan “Ini tugas dia, biarlah dia selesaikan sendiri”.

19) Bisa mandiri (independent) dan mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi. Dengan dedikasi yang tinggi yang dimilikinya, perusahaan tempat dia bekerja tidak perlu meragukan itikad baik dan kesetiaannya terhadap perusahaan tersebut.

20) Mempunyai intelegensi yang tinggi dan berkemampuan membaca tulisan orang lain serta mampu memahaminya secara tepat. 21) Selalu berusaha menjaga kesehatannya sehingga ia jarang sekali meninggalkan tugas kantornya karena sakit.

22) Bertanggung jawab penuh dan menganggap bekerja itu penting.

23) Berdisiplin tinggi (highly disciplined) karena kesadaran sendiri, bisa dipercaya / dihandalkan (jujur dan tulus) tanpa terpengaruh oleh gangguan atau godaan lingkungan yang kurang terpuji.

24) Cukup diplomatis dan mampu mengatasi persoalan-persoalan yang bisa menimbulkan keretakan (friksi) antara sesama teman sekerja, tanpa disadari oleh teman yang sedang menghadapi persoalan tersebut. Mampu bertindak sebagai penengah / pendamai, tanpa diminta, dan tanpa menyinggung perasaan salah satu pihak.

Tidak Siap Pakai

Pada tahun-tahun terakhir terdengar suara sumbang / keluhan dari para pemilik, pimpinan puncak dan manajer perusahaan-perusahaan, yang termasuk industri pariwisata, terhadap sebagian besar lulusan sekolah yang memasuki lapangan kerja karena mereka :

a) Masih kekanak-kanakan,

b) Mempunyai rasa rendah diri,

c) Kikuk (grogi) menghadapi para pelanggan,

d) Kurang tahu sopan santun

e) Pasif dan tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan,

f) Kurang bertanggung jawab; diperintah dulu baru jalan,

g) Berbahasa Indonesia acak-acakan (lebih banyak mempergunakan dialek / bahasa pasar) dan kurang / tidak mampu bebahasa asing,

h) Berpengetahuan umum terbatas / dangkal dan kurang menguasai ilmu Bumi, Sejarah dan pengetahuan profesi,

i) Kurang minat membaca / menambah pengetahuan,

j) Merasa cukup dan berpuas diri dengan pengetahuan yang dimiliki,

k) Kurang cermat / ceroboh (tidak teliti), kadang-kadang bersifat masa bodo dan asal jadi,

l) Tidak melaporkan hasil pekerjaan, kalau tidak di minta,
m) Suka menunda-nunda pekerjaan dan kemudian dengan tergesa-gesa menyelesaikannya pada saat-saat terakhir, mungkin karena kebiasaan sistem kebut semalam (SKS) yang dianutnya selama di bangku sekolah.

n) Kurang menyenangi pekerjaan yang ada kaitannya dengan hitung- menghitung,

o) Belum bisa bekerja secara mandiri / sangat tergantung kepada atasannya,

p) Tidak tabah, mudah putus asa dan tidak tahan tekanan (pressure),

q) Mudah meninggalkan pekerjaaan (berhenti)

r) Kadang-kadang terlalu banyak menuntut (demanding)

s) Disiplin kurang dan sering mangkir (bolos),

t) Suka mencari-cari alasan yang tidak bisa diterima akal, apabila ketahuan berbuat salah.

Lulusan Sekolah Yang Berkualitas Kurang

Bila dibandingkan pendapat Helen Hinkson Green dengan suara sumbang / keluhan-keluhan yang dikeluarkan oleh para pemilik dan eksekutif perusahaan di atas jelas terdapat banyak hal yang bertentangan / bertolak belakang. Green memberikan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa dikategorikan sebagai karyawan yang berkualitas tinggi.
Sebaliknya, para eksekutif dan pemberi kerja kita memberikan penilaian kepada sebagian dari lulusan sekolah yang mereka pekerjakan sebagai karyawan kurang berkualitas.

Kewajiban Penanggung Jawab Pendidikan

Sebagai orang yang bertanggung jawab di bidang pendidikan, turut prihatin saja belumlah cukup. Tanggung jawab tersebut mewajibkan kita mencari penyebab ketimpangan yang terjadi dan mengambil tindakan-tindakan terpadu secara aktif guna memecahkan masalah yang sedang kita hadapi.

Penyebab Ketimpangan

Sebagai hasil pengumpulan pandangan / pendapat yang diutarakan oleh orang- orang yang mengelola industri pariwisata beserta beberapa pengelola lembaga- lembaga pendidikan pariwisata yang sempat dihubungi dapat disimpulkan beberapa penyebab ketimpangan yang ada pada sebagian besar lulusan sekolah yang disebut di atas sebagai berikut :

a) Kurangnya perlengkapan / sarana belajar yang diperlukan

b) Tidak mampu memenuhi persyaratan kurikulum minimal

c) Kurikulum minimal yang ada terlambat mangantisipasi kemajuan teknologi dan penyebaran informasi yang sangat pesat

d) Kurang tersedianya buku-buku pegangan yang tepat

e) Minimnya buku yang tersedia pada perpustakan sekolah

f) Kurangnya tenaga pengajar mata pelajaran kejuruan

g) Sebagian besar tenaga pengajar yang ada tidak mendapat teori mengajar (didaktik & metodik). Mereka mengajar hanya berdasarkan pengalaman yang diperoleh sewaktu mereka menjadi siswa / Mahasiswa, atau mengingat-ingat cara-cara dosen / guru mereka mengajar. Dosen merekapun tidak pernah mendapatkan teori mengajar (method of teaching) yang diperlukan.

h) Pembiaran pembelajaran tidak systematis, sering sekali guru mengajar tanpa persiapan tertulis (lesson plan), tanpa buku pegangan yang telah dibakukan dan sering berdasarkan apa yang ingat pada saat mengajar saja.

i) Pekerjaan rumah / tugas-tugas pelajar tidak dikoreksi dan tidak pernah dibicarakan dengan mereka atau di depan kelas karena kesibukan tenaga pengajar yang bersangkutan. Dia tidak berfungsi menurut semestinya.

j) Praktek yang dibutuhkan belum mencukupi, sedangkan praktek di industri kurang terarah / kurang mendapat bimbingan karena kesibukan tenaga pelaksana, atau mereka enggan melakukan bimbingan yang diperlukan para trainees.

k) Kurang terpadunya mata pelajaran yang saling terkait karena forum untuk berkomunikasi antara sesama pengajar tidak ada / kurang terbina, sehingga tidak heran kalau terjadi tumpang tindih atau ada bahan pelajaran yang tidak terajarkan tanpa diketahui.

l) Tenaga pengajar penggal waktu sering tidak bisa mengajar karena kesibukan yang ada di kantor mereka masing-masing.

m) Terbatasnya jumlah tenaga kerja tetap.

n) Pengetahuan tenaga pengajar tidak bertambah baik karena kurang membaca dan memanfaatkan sumber dari internet, maupun tidak pernah mengambil kursus tambahan atau menghadiri seminar yang ada kaitannya dengat mata pelajaran yang diasuhnya. Mungkin salah satu penyebabnya adalah yang bersangkutan tidak mempunyai dana untuk itu.

o) Masih adanya praktek nepotism di beberapa lembaga pendidikan periwisata kita, tanpa mempersoalkan apakah adik atau anak atau keponakannya yang diangkat mampu (competent enough) melakukan tugasnya atau tidak.

p) Biaya pengelolaan pendidikan meningkat terus-menerus.

Prospek dan Tantangan Abad 21

1) Diramalkan bahwa Indonesia mempunyai peluang besar menjadi pusat ekonomi Asia Pasifik pada Abad 21.

2) Meningkatnya perbaikan , pertambahan sarana dan prasarana yang menunjang perkembangan dan pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia dan Negara-negara di Asia Pasifik beberapa kali lipat dari tahun ke tahun.

3) Peningkatan mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat lain di dalam negeri, maupun antar Negara di Asia Pasifik yang cukup tinggi.
4) Kemajuan teknologi komunikasi dan penyebaran informasi yang sangat pesat melalui internet dan media lainnya.

5) Pertambahan ilmu pengetahuan yang luar biasa pesatnya telah merangsang pertumbuhan industri Event, MICE dan pariwisata secara cepat pula. Penyebaran ilmu melalui seminar, kongres, konferensi dan pameran
produk baru, serta persaingan yang sangat ketat telah memacu industri tersebut di atas berkembang tanpa terbendung.

6) Dalam putaran Uruguay telah disepakati agar semua jenis jasa dibuka bagi perdagangan dunia dengan tingkat liberalisasi 100% berdasarkan empat prinsip berikut :

a) Cross Border Supply, yang berarti pemasok jasa asing bebas untuk menjual jasanya di Negara tuan rumah (host country);

b) Consumption Abroad, yang berarti pemakaian jasa di Negara tuan rumah bebas membeli jasa dari pemasok jasa asing ;

c) Commercial Presence, yang berarti pemasok jasa asing bebas untuk membuat atau mendirikan kantor seperti cabang dan seabagainya di negara tuan rumah.

d) Precense of Natural Person, yang berarti pemasok jasa asing bebas untuk mengirimkan tenaga kerjanya untuk bekerja di Negara tuan rumah. Kegiatan jasa merupakan kegiatan yang sarat dengan teknologi dan ilmu pengetahuan serta “intangible”. Oleh karena itu, tenaga-tenaga yang terlibat dibidang jasa pariwisata, khususnya, memerlukan kualitas sikap, ketrampilan dan pengetahuan (attitude, skills and knowledge) yang tinggi.

Bila kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang, kemungkinan akan terjadi orang Bangladesh menjadi supir taksi di Indonesia atau orang Belanda menjadi pengacara disini, dan seterusnya. Lebih parah lagi kalau terjadi pemilik hotel resor dari India, yang mengelolanya orang India dan tamu-tamunya semua orang India, sedangkan hotel tersebut berdiri diatas bumi Indonesia. Kalau hal yang begini sampai terwujud sesudah tahun sekarang, orang Indonesia kebagian apa?

Tentu saja kita tidak akan berpangku tangan dan hidup secara pesimis saja, melainkan kita harus bangun dan bangkit untuk menerima tantangan ini dengan suatu rencana terpadu yang harus dilaksanakan segera agar sumber daya manusia, yang berkualitas tinggi dan mampu memenangkan persaingan, tersedia cukup untuk mengisi semua lowongan yang diperlukan oleh industri pariwisata kita.

Kekhawatiran terhadap kemungkinan potensi jasa pariwisata Indonesia dieksploitasi dan dinikmati oleh pihak asing akan menjadi kenyataan yang menyedihkan, apabila kita tidak begegas menghasilkan tenaga-tenaga terampil dan profesional yang bermutu tinggi.

Untuk menghilangkan kekhawatiran yang diakibatkan oleh pelaksanaan ke- empat prinsip di atas, kelihatannya salah satu strategi yang aman untuk kita tempuh adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang akan atau sedang berkecimpung di bidang pariwisata, termasuk birokrasi kita , melalui pendidikan jangka panjang dan jangka pendek (seminar-seminar, kursus-kursus, tulisan-tulisan di media massa dan sebagainya).

Perlunya pembinaan dari pejabat pemerintah yang benar-benar tahu permasalahan yang dihadapi (professional) atau memang ahli dalam bidang yang dibinanya.

Bila diperlukan “law enforcement” benar–benar ditegakkan sesuai dengan ketentuan / undang-undang yang berlaku. Peningkatan mutu birokrasi disesuaikan dengan perkembangan zaman (digital era).

The right man in the right place should be applied at all costs in our bureaucracy. The salary, including all fringe benefits , granted to the involved executive should be based on his achievements and merit system, not on his certificates and/or diploma possessed only.

Diharapkan pula timbulnya kesadaran di kalangan tenaga pengajar untuk mengubah diri mereka menjadi tenaga “Pendidik bermutu (competent)” yang berdedikasi tinggi dan terus-menerus menambah serta meningkatkan pengetahuan mereka (ongoing upgrading) dengan memanfaatkan sumber ilmu yang ada di internet, terutama yang ada kaitanya dengan bidang profesi mereka.

88 Personal Qualities and People Skills

Using a Competency-based Approach For an organization to change and strengthen to achieve its mission, it requires its most important asset – its people – to continually learn and develop and think and act in different ways. To support the changes in how we need to work, a job-specific competency framework was introduced and is growing each year.

In line with best practice in staff learning and development (L&D) across many fields, we have to apply a competency- based approach. This means competencies are used to inform and guide the design, implementation and evaluation of all staff L&D plans, practices, activities, resources and tools. Competencies can also be used in all staff recruitment, management and development practices.

Competencies help us understand that learning is about behaviour change. Changing behaviour is a complex and often difficult process, especially embedding long-term change. It is one of the major challenges that all organizations face. Creating great learning experiences in the moment – whether in a classroom, workshop or online – is a relatively easy task, but ensuring that short-term ‘learning’ becomes embedded and results in behaviour change is more difficult. Using a competency-based approach can help make this change a reality.

Acquiring and applying new skills, knowledge and attitudes should result in us thinking and doing things differently. This should be observed in how we act and react in situations and perform tasks which were the focus for the learning. Learning has not occurred if we’ve gained new knowledge or skills but then fail to recall it and apply it so we respond differently to before. By understanding learning as behaviour change it helps us see that staff L&D should enable staff to achieve desired changes in behaviour as articulated in the competencies.

Traditional letter or numerical grades do not provide adequate documentation of student achievement in competency-based education; therefore, the Standards are required for a recording system to provide information about competencies achieved to employer, student- employee, and teacher.

The Student Competency Record provides a means for keeping track of student progress. Ratings are assigned by the teacher for classroom competency achievement and by the teacher-coordinator in conjunction with the training sponsor when competence is evaluated on the job. Students will be expected to achieve a satisfactory rating at least 80% of the required (essential) competencies in each course.

RATING SCALE…

1 – Can teach others
2 – Can perform without supervision
3 – Can perform with limited supervision
4 – Can perform with supervision
5 – Cannot perform

TASKS/COMPETENCIES

Demonstrating Workplace Readiness Skills:

A. Personal Qualities and People Skills

1. Demonstrate positive work ethic.
2. Demonstrate integrity.
3. Demonstrate teamwork skills.
4 Demonstrate self-representation skills.
5 Demonstrate diversity awareness.
6 Demonstrate conflict-resolution skills.
7 Demonstrate creativity and resourcefulness.

B. Professional Knowledge and Skills

8. Demonstrate effective speaking and listening skills.
9. Demonstrate effective reading and writing skills.
10. Demonstrate critical-thinking and problem-solving skills.
11. Demonstrate healthy behaviors and safety skills.
12. Demonstrate an understanding of workplace organizations, systems, and climates.
13. Demonstrate lifelong-learning skills.
14. Demonstrate job-acquisition and advancement skills.
15. Demonstrate time-, task-, and resource-management skills.
16. Demonstrate job-specific mathematics skills.
17. Demonstrate customer-service skills.

C. Technology Knowledge and Skills

18. Demonstrate proficiency with technologies common to a specific occupation.
19. Demonstrate information technology skills.
20. Demonstrate an understanding of Internet use and security issues.
21. Demonstrate telecommunications skills.

D. Examining All Aspects of an Industry

22. Examine aspects of planning within an industry/organization.
23. Examine aspects of management within an industry/ organization.
24 Examine aspects of financial responsibility within an industry/organization.
25. Examine technical and production skills required of workers within an industry/organization.
26. Examine principles of technology that underlie an industry/organization.
27. Examine labor issues related to an industry/organization.
28. Examine community issues related to an industry/organization.
29. Examine health, safety, and environmental issues related to an industry/organization.

E. Addressing Elements of Student Life

30 Identify the purposes and goals of the student organization. 31 Explain the benefits and responsibilities of membership in the student organization as a student and in professional/civic organizations as an adult.
32. Demonstrate leadership skills through participation in student organization activities, such as meetings, programs, and projects.
33 Identify Internet safety issues and procedures for complying with acceptable use standards.
34 Explain marketing and the marketing concept.
35 Explain the marketing mix.
36 Describe the marketing functions.
37 Describe the importance of marketing research.
38 Identify the basic elements of the marketing plan.
39 Explain market segmentation.
40 Describe advantages and disadvantages of market segmentation.
F. Exploring the Travel/Tourism Field
41 Explore major industry components in the travel/tourism field.
42 Differentiate between business and leisure travel and between group and individual travel.
43 Explain the role of travel management companies, including online travel agencies (OTAs).
44 Describe the roles and importance of professional associations and organizations related to travel/tourism. Investigating Major Segments of the Travel/Tourism Industry
45 Describe the airline industry.
46 Describe the lodging industry.
47 Describe the ground transportation (car, rail, motorcoach) industry.
48 Describe the cruise industry.
49 Describe the food and beverage industry.
50 Describe the concept of destination marketing.
51 Describe the interdependence of the segments within the travel/tourism field.

G. Understanding the Economic Importance of Travel/Tourism

52 . Explore general economic concepts.
53 . Analyze the economic impacts of travel/tourism.
54 . Analyze the noneconomic impacts of travel/tourism.

H. Understanding the Global Travel/Tourism Market

55 Explain why global marketing is important in the travel/tourism industry.
56 Identify the elements of basic geography needed for serving customers in destination travel.
57 Describe major travel/tourism attractions on each continent.
58 Explain how differences in culture may influence global travel. 59 Identify cross-cultural communication skills.
60 Describe how cultural differences may affect a global traveler’s wants and expectations.
61 Identify risk management and security issues and procedures for global travel.
62 Identify personal safety and health concerns important to international travelers.

I. Marketing the Travel/Tourism Product/Service

63 Analyze the needs and expectations of specific target markets. 64 Describe strategies to serve the needs of specific target markets.
65 Explore traditional and emerging market niches in the travel/tourism field.
66 Analyze promotional options to reach specific target markets. 67 Describe the concept of relationship marketing within the travel/tourism industry.

J. Providing Customer Service and Sales in Travel/Tourism

68 Explain customer service.
69 Determine parameters of customer service.
70 Handle a difficult customer.
71 Close the sale.
72 Explain the importance of customer follow-up.

K. Maximizing Technology in Travel/Tourism

73 Explore online travel/tourism-related resources.
74 Utilize customer relationship management (CRM).
75 Prepare an electronic presentation.
76 Identify existing and emerging technologies in the field.

L. Gathering, Processing, and Disseminating Information in Travel/Tourism

77 Research information on local/regional events, attractions, experiences, and amenities.
78 Prepare information for customer.
79 Communicate information to customer.

M. Developing a Career in Travel/Tourism

80. Assess personal traits, interests, and skills.
81. Identify personality traits, interests, and skills important to travel/tourism marketing careers.
82. Complete an employment application.
83. Identify a variety of career opportunities within the travel/tourism industry.
84. Develop a résumé and application/cover letter for manual and electronic transmission.
85. Identify documents for employment.
86. Prepare for an employment interview.
87. Follow up on the employment interview.
88. Cultivate and manage your personal brand.

N. Locally Developed Tasks/Competencies Further Reference, Just Click https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=9273160740 24050&id=744520762303583&pnref=story

Silakan dibaca dan/atau download artikel lanjutannya!

(01) Peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu strategi utama
dalam pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). Program MP3EI sebagai terobosan untuk mempercepat pembangunan ekonomi
melalui pengembangan 8 sektor yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri, energi,
kelautan, telematika, pengembangan kawasan dan pariwisata…. Copy & Click the following link => < http://repository.ut.ac.id/3339/1/fisip2015_09_azhara.pdf >

(02) Kumpulan artikel di sini => Copy & Click <https://tinyurl.com/ydabqth5> Then click Poceed to ….

Leave a Reply